Sabilla Ruman / 2PA14 / 18513174 / Tugas 3
Hubungan InterPersonal
- Hubungan InterPersonal
Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan
sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan
interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukancontent melainkan
juga menentukan relationship.
Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik
hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin
cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin
efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.
Model Pertukaran dan Analisis Transaksional
Model pertukaran social
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang.
Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi
kebutuhannya. Thibault dan Kelley, dua orang pemuka uatama dari model ini,
menyimpulkan model pertukaran sosial sebagai berikut, “asumsim dasar yang
mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara sukarela
memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup
memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya. “ Ganjaran, biaya, laba, dan
tingkat perbandingan merupakan empat konsep pokok dalam teori ini. Ganjaran
adalah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu
hubungan. Ganjaran berupa uang, penerimaan sosial, atau dukungan terhadap nilai
yang dipegannya. Nilai suatu ganjaran berbeda-beda antara seseorang dengan yang
lain, dan berlainan antara waktu yang satu dengan waktu yang lain.buat orang
kaya, mungkin penerimaan sosial lebih berharga dari pada uang. Buat orang
miskin, hubungan interpersonal yang dapat mengatasi kesulitan ekonominya lebih
memberikan ganjaran daripada hubungan yang menambah pengetahuan. Biaya adalah
akibat yang dinilai negatif yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya itu dapat
berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan, dan keruntuhan harga diri dan
kondisi-kondisi lain yang dapat menhabiskan sumberkekayaan individu atau dapat
menimbulkan efek-efek yang tidak menyenangkan. Seperti ganjaran, biaya pun
berubah-ubah sesuai dengan waktu dan orang yang terlibat di dalamnya. Hasil
atau laba adalah ganjaran dikurangi biaya. Bila seorang individu merasa, dalam
suatu hubungan interpersonal, bahwa ia tidak memperoleh laba sama sekali, ia
kan mencari hubungan lain yang mendatangkan laba. Misalnya, kita mempunyai
kawan yang pelit dan bodoh. Kita banyak membantunya, tetapi hanya sekedar
supaya persahabatan dengan dia tidak putus. Bantuan kita (biaya) ternyata lebih
besar daripada nilai persahabatan (ganjaran) yang kita terima. Kita rugi.
Menurut teori pertukara sosial, hubungan kita dengan sahabat pelit itu mudah
sekali retak dan digantikan dengan hubungan barudengan orang lain. Tingkat
perbandingan menunjukkan ukuran baku (standar) yang dipakai sebagai kriteria
dalam menilai hubungan individu pada waktu sekarang. Ukuran baku ini dapat
berupa pengalaman individu pada masa lalu atau alternatif hubungan lain yang
terbuka baginya. Bila pada masa lalu, seorang individu mengalami hubungan
interpersonal yang memuaskan, tingkat perbandingannya turun. Bila seorang gadis
pernah berhubungan dengan kawan pria dalam hubungan yang bahagia,ia akan
mengukur ganjaran hubungan interpersonal dengan kawan pria lain berdasarkan
pengalamannya dengan kawan pria terdahulu. Makin bahagia ia pada hubungan
interpersonal sebelumnya, makin tinggi tingkat perbandingannya berarti makin
sukar ia memperoleh hubungan interpersonal yang memuaskannya.
Model Transaksional
Analisis transaksional (AT) adalah suatu
pendekatan psikoteraputik yang sangat dapat diterapkan dalam praktik pekerjaan
sosial klinis (Cooper & Turner, 1996). Analisis Transaksional-gagasan Eric
Berne (1910-1970) merupakan suatu pendekatan untuk mensistematisasi,
menganalisis, dan mengubah saling pengaruh diantara manusia, yang menekankan
interaksi keduanya (antara diri dan manusia lain) dan kesadaran internal
(regulasi dan ekspresi diri).Tinjauan teoritik tentang analisis transaksional
dikaitkan dengan suatu pendekatan yang mengaitkan internal (interpsikis) dengan
interpersonal dan relasional. Pada intinya, makna analisis transaksional adalah
untuk memperkaya kemampuan-kemampuan menghadapi (coping) dan mengatur
(regulatory) situasi yang paling dalam dan interaksi kehidupan nyata.
Analisis transaksional dibagi kedalam kategori-kategori sebagai berikut
:
- Keadaan ego (ego states)
- Transaksi (transactions)
- Permainan dan drama segitiga (games
and the drama triangle)
- Naskah (scripts)
- Gerakan dan lakon cerita (strokes
and scriptwork)
- Posisi kehidupan (life
position)
- Perintah dan keputusan ulang
naskah (script injunctions and redecision)
- Memulai Hubungan
Memulai Hubungan
Pembentukan Kesan dan Ketertarikan Interpersonal dalam Memulai Hubungan
Ellen Berscheid (Berscheid, 1985; Berscheid & Peplau 1983; Berscheid &
Reis, 1998) menyatakan bahwa apa yang membuat orang-orang dari berbagai usia
merasa bahagia, dari daftar jawaban yang ada, yang tertinggi atau mendekati
tertinggi adalah membangun dan mengelola persahabatan dan memiliki hubungan
yang positif serta hangat. Tiadanya hubungan yang bermakna dengan orang-orang
lain membuat individu merasa kesepian, kurang berharga, putus asa, tak berdaya,
dan keterasingan. Ahli Psikologi Sosial, Arthur Aron menyatakan bahwa motivasi
utama manusia adalah ’ekspresi diri’ (self expression).
Penyebab ketertarikan, dimulai dari awal rasa suka hingga cinta berkembang
dalam hubungan yang erat meliputi :
1. Aspek kedekatan
2. Kesamaan
3. Kesukaan timbal balik
4. Ktertarikan fisik dan kesukaan
- Hubungan Peran
Model Peran
terdapat empat asumsi yang mendasari pembelajaran bermain peran untuk
mengembangkan perilaku dan nilai-nilai social, yang kedudukannya sejajar dengan
model-model mengajar lainnya. Keempat asumsi tersebut sebagai berikut:
· Secara implicit bermain peran
mendukung sustau situasi belajar berdasarkan pengalaman dengan menitikberatkan
isi pelajaran pada situasi ‘’di sini pada saat ini’’. Model ini percaya bahwa
sekelompok peserta didik dimungkinkan untuk menciptakan analogy mengenai
situasi kehidupan nyata. Tewrhadap analogy yang diwujudkan dalam bermain peran,
para peserta didik dapat menampilkan respons emosional sambil belajar dari
respons orang lain.
· Kedua, bermain peran
memungkinkan para peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya yang tidak
dapat dikenal tanpa bercermin pada orang lain. Mengungkapkan perasaan untuk
mengurangi beban emosional merupakan tujuan utama dari psikodrama (jenis
bermain peran yang lebih menekankan pada penyembuhan). Namun demikian, terdapat
perbedaan penekanan antara bermain peran dalam konteks pembelajaran dengan
psikodrama. Bermain peran dalam konteks pembelajaran memandang bahwa diskusi
setelah pemeranan dan pemeranan itu sendiri merupakan kegiatan utama dan
integral dari pembelajaran; sedangkan dalam psikodrama, pemeranan dan
keterlibatan emosional pengamat itulah yang paling utama. Perbedaan lainnya,
dalam psikodrama bobot emosional lebih ditonjolkan daripada bobot intelektual,
sedangkan pada bermain peran peran keduanya memegang peranan yang sangat
penting dalam pembelajaran.
· Model bermain peran berasumsi
bahwa emosi dan ide-ide dapat diangkat ke taraf sadar untuk kemudian
ditingkatkan melalui proses kelompok. Pemecahan tidak selalu datang dari orang
tertentu, tetapi bisa saja muncul dari reaksi pengamat terhadap masalah yang
sedang diperankan. Denagn demikian, para peserta didik dapat belajar dari
pengalaman orang lain tentang cara memecahkan masalah yang pada gilirannya
dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan dirinya secara optimal. Dengan demikian,
para peserta didik dapat belajar dari pengalaman orang lain tentang cara
memecahkan masalah yang pada gilirannya dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan
dirinya secara optimal. Oleh sebab itu, model mengajar ini berusaha mengurangi
peran guru yang teralu mendominasi pembelajaran dalam pendekatan tradisional.
Model bermain peran mendorong peserta didik untuk turut aktif dalam pemecahan
masalah sambil menyimak secara seksama bagaimana orang lain berbicara mengenai
masalah yang sedang dihadapi.
· Model bermain peran berasumsi
bahwa proses psikologis yang tersembunyi, berupa sikap, nilai, perasaan dan
system keyakinan, dapat diangkat ke taraf sadar melalui kombinasi pemeranan
secara spontan. Dengan demikian, para pserta didik dapat menguji sikap dan nilainya
yang sesuai dengan orang lain, apakah sikap dan nilai yang dimilikinya perlu
dipertahankan atau diubah. Tanpa bantuan orang lain, para peserta didik sulit
untuk menilai sikap dan nilai yang dimilikinya.
Terdapat tiga hal yang menentukan kualitas dan keefektifan bermain peran
sebagai model pembelajaran, yakni (1) kualitas pemeranan, (2) analisis dalam
diskusi, (3) pandangan peserta didik terhadap peran yang ditampilkan
dibandingkan dengan situasi kehidupan nyata.
Konflik
Konflik adalah adanya pertentangan yang timbul di dalam seseorang (masalah
intern) maupun dengan orang lain (masalah ekstern) yang ada di sekitarnya.
Konflik dapat berupad perselisihan (disagreement), adanya keteganyan (the
presence of tension), atau munculnya kesulitan-kesulitan lain di antara dua
pihak atau lebih. Konflik sering menimbulkan sikap oposisi antar kedua belah
pihak, sampai kepada mana pihak-pihak yang terlibat memandang satu sama lain
sebagai pengahalang dan pengganggu tercapainya kebutuhan dan tujuan
masing-masing.
Adequancy peran & autentisitas dalam
hubungan peran
Kecukupan perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan baik secara formal maupun secara informal. Peran didasarkan pada
preskripsi ( ketentuan ) dan harapan peran yang menerangkan apa yang
individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat
memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut
peran-peran tersebut.
- Intimacy dan Hubungan Pribadi
Intimasi dapat dilakukan terhadap teman atau kekasih.
Intimasi (elemen emosional : keakraban, keinginan untuk mendekat, memahami
kehangatan, menghargai, kepercayaan). Intimasi mengandung pengertian sebagai
elemen afeksi yang mendorong individu untuk selalu melakukan kedekatan
emosional dengan orang yang dicintainya. Dorongan ini menyebabkan individu
bergaul lebih akrab, hangat, menghargai, menghormati, dan mempercayai pasangan
yang dicintai, dibandingkan dengan orang yang tidak dicintai. Mengapa seseorang
merasa intim dengan orang yang dicintai? Hal ini karena masing-masing individu
merasa saling membutuhkan dan melengkapi antara satu dan yang lain dalam segala
hal. Masing-masing merasa tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dan kehadiran
pasangan hidup sisinya.
- Intimacy dan Pertumbuhan
Apapun alasan untuk berpacaran, untuk bertumbuh dalam
keintiman, yang terutama adalah cinta. Keintiman tidak akan bertumbuh jika
tidak ada cinta . Keintiman berarti proses menyatakan siapa kita sesungguhnya
kepada orang lain. Keintiman adalah kebebasan menjadi diri sendiri. Keintiman
berarti proses membuka topeng kita kepada pasangan kita. Bagaikan menguliti
lapisan demi lapisan bawang, kita pun menunjukkan lapisan demi lapisan
kehidupan kita secara utuh kepada pasangan kita.
Keinginan setiap pasangan adalah menjadi intim. Kita ingin diterima, dihargai,
dihormati, dianggap berharga oleh pasangan kita. Kita menginginkan hubungan
kita menjadi tempat ternyaman bagi kita ketika kita berbeban. Tempat dimana
belas kasihan dan dukungan ada didalamnya. Namun, respon alami kita adalah
penolakan untuk bisa terbuka terhadap pasangan kita. Hal ini dapat disebabkan
karena
(1) kita tidak mengenal dan tidak menerima siapa diri
kita secara utuh;
(2) kita tidak menyadari bahwa hubungan pacaran adalah
persiapan memasuki pernikahan;
(3) kita tidak percaya pasangan kita sebagai orang
yang dapat dipercaya untuk memegang rahasia;
(4) kita dibentuk menjadi orang yang berkepribadian
tertutup;
(5) kita memulai pacaran bukan dengan cinta yang tulus
. Dalam hal inilah keutamaan cinta dibutuhkan.
Cinta dan Perkawinan
Cinta adalah
sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam
konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan,
perasaan belas kasih dan kasih sayang.
Perkawinan adalah
ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk
hubungan kekerabatan dan yang merupakan suatu pranata dalam budaya setempat
yang meresmikan hubungan antar pribadi yang biasanya intim dan
seksual.Perkawinan umumnya dimulai dan diresmikan dengan upacara
pernikahan.
- Memilih Pasangan
Banyak orang yang pikirannya terlalu pendek dalam hal
ini sehingga gagal dalam pernikahannya. Prinsipnya adalah jika kita hanya
berpedoman pada hal-hal yang sifatnya duniawi (kecantikan/ketampanan dan
kekayaan) maka akan sangat sulit dalam menjalani hari-hari berumah tangga
nantinya. Karena semua itu sifatnya hanya sementara dan sangat mudah berubah.
Jadi, jika jatuh cinta hanya karena melihat dari segi kecantikan/ketampanan dan
kekayaan, maka cinta tersebut akan sangat mudah berkurang bahkan hilang. Jika kita
memang cinta pada seseorang maka lahirlah ketampanan/kecantikan, bukan
sebaliknya. Berikutnya adalah tentang masalah fisik. Banyak yang berkata bahwa
wanita cantik hanya pantas untuk laki-laki tampan, begitu pula sebaliknya. Dan
apa yang terjadi ketika teman kita yang mungkin tak begitu cantik mendapatkan
suami yang tampan dan juga kaya, maka kita biasanya akan protes. Kita merasa
bahwa dirinya tak pantas dan kitalah yang lebih pantas.
- Hubungan dalam Perkawinan
Hubungan dalam perkawinan haruslah harmonis, harus
bisa menjaga perasaan masing-masing individu. Jika tidak harmonis pasti dalam
pernikahan selalu terjadi pertengkaran. Ayah
sebagai suami dari dan ibu sebagai istri. Ayah berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya. Sebagai istri, ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. Anak-anak melaksanakan
peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental,
sosial dan spiritual.
- Penyesuaian dan Pertumbuhan dalam Perkawinan
Dua individu harus saling dapat mengembangkan diri
untuk kemajuan perkawinannya. Keberhasilan dalam perkawinan tidak diukur dari
ketergantungan pasangan. Pada dasarnya, diperlukan penyesuaian diri dalam
sebuah perkawinan, yang mencakup perubahan diri sendiri dan perubahan
lingkungan. Bila hanya mengharap pihak pasangan yang berubah, berarti kita belum
melakukan penyesuaian. Banyak yang bilang pertengkaran adalah bumbu dalam
sebuah hubungan. Bahkan bisa menguatkan ikatan cinta. Hanya, tak semua pasangan
mampu mengelola dengan baik sehingga kemarahan akan terakumulasi dan berpotensi
merusak hubungan.
- Perceraian dan Pernikahan kembali
Apa yang akan mempengaruhi seseorang untuk menikah
setelah bercerai? Ada banyak faktor. Misalnya seorang wanita muda yang menikah
lagi karena tidak memiliki anak dari pernikahan sebelumnya. Faktor pendidikan,
pendapatan dan sosial juga bisa menjadi penyebab seseorang untuk menikah lagi.
Sebagai manusia, kita memang mempunyai daya tarik yang tinggi terhadap hal-hal
yang baru. Jadi, semua hal yang telah kita miliki dan nikmati untuk suatu
periode tertentu akan kehilangan daya tariknya. Misalnya, Anda mencintai pria
yang sekarang menjadi pasangan karena kegantengan, kelembutan dan tanggung
jawabnya. Lama-kelamaan, semua itu berubah menjadi sesuatu yang biasa. Itu
adalah kodrat manusia. Sesuatu yang baru cenderung mempunyai daya tarik yang
lebih kuat dan kalau sudah terbiasa daya tarik itu akan mulai menghilang pula.
Ada kalanya, hal-hal yang sama, yang terus-menerus kita lakukan akan membuat
jenuh dalam pernikahan.
- Alternatif selain perkawinan
Pertunangan juga merupakan alternatif lain. Melajang
adalah salah satu alternatif untuk tidak menikah. melajang adalah sebuah sebuah
pilihan dan bukan terpaksa, selama pelajang menikmati hidupnya.
Sumber :
http://reginamintalangi.blogspot.com/2013/06/tugas-softskill-3.html
http://rmutiararahmadani.blogspot.com/2013/05/tugas-3-softskill-kesmen.html