Selasa, 22 Maret 2016

Psikoterapi dan Psikoanalisa

PSIKOTERAPI

1. Pengertian Psikoterapi
    Suatu interaksi sistematis antara pasien dan terapis yang menggunakan prinsip-prinsip psikologis untuk membantu menghasilkan perubahan dalam tingkah laku, pikiran, dan perasaan pasien supaya membantu psien mengatasi tingkah laku abnormal dan memecahkan masalah-masalah dalam hidup atau berkembang sebagai seorang individu.

2. Tujuan Psikoterapi
  • Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikodinamik menurut Ivey, et al (1987) adalah membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang di sadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama.
  • Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikoanalisis menurut Corey (1991) sebagai membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien dalam menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual.
  • Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Rogerian, terpusat pada pribadi, menurut Ivey, et al (1987) perilaku yang lebih bisa menyesuaikan. Arah perubahan perilaku yang khusus ditentukan oleh klien.
  • Tujuan psikoterapi dengan metode dan teknik Gestalt, dirumuskan oleh Ivey, et al (1987) agar seseorang lebih menyadari mengenai kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah kehidupan seseorang.

3. Unsur-unsur Psikoterapi
  • Peran sosial psikoterapis
  • Hubungan 
  • Hak
  • Retrospeksi
  • Re-edukasi
  • Rehabilitasi
  • Resosialisasi
  • Rekapitulasi
4, Perbedaan Psikoterapi dan Konseling
    Konseling lebih berfokus pada interaksi antara konselor dan konseli dan lebih mengutamakan pembicaraan serta komunikasi non verbal yang tersirat ketika proses konseli berlangsung dan semacam memberikan solusi agar konseli dapat lebih memahami lingkungan serta mampu membuat keputusan yang tepat dan juga nantinya konseli dapat menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya.
      Psikoterapi lebih berfokus pada treatment terhadap masalah sifatnya emosional dan juga lebih dapat diandalkan pada klien yang mengalami penyimpangan.

5. Pendekatan terhadap Mental Illness
  • Terapi Psikoanalisis, membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat.
  • Terapi Behavioral, Manusia bertindak secara otomatis karena membentuk asosiasi (hubungan sebab-akibat atau aksi-reaksi).
  • Terapi Humanistik, pensekatan umum terhadap perilaku manusia yang menekankan pada keunikan, keberhagaan, dan nilai tujuan pribadi.
  • Terapi Kognitif, fokus pada memodifikasi pola pikiran untuk bisa mengubah perilaku.
  • Terapi Integratif, bertujuan untuk menyembuhkan mental seseorang secara keseluruhan.
PSIKOANALASIS

1. Teori psikoanalisis tentang kepribadian
  • Id, aspek biologis kepribadian yang paling dasar, sistem didalamnya terdapat naluri-naluri yang merupakan faktor bawaan.
  • Ego, aspek psikologis dari kepribadian yang terbentuk melalui hasil interaksi individu dengan realitas.
  • Super ego, aspek sosiologis dari kepribadian yang berisi nilai-nilai atau aturan-aturan yang sifatnya normative.
2. Unsur-unsur Terapi Psikoanalisis
  • Muncul gangguan, terapis berusaha memunculkan penyebab-penyebab yang menjadi akar permasalahan dari klien, untuk lebih mengenal karakteristik penyebab gangguan tersebut, kemudian terapis, memperkuat kondisi psikis dari diri klien, sehingga apabila klien mengalami gangguan yang serupa, diri klien akan lebih siap menghadapi dan mencari solusi dengan cepat.
  • Tujuan terapi, terfokus kepada upaya penguatan diri klien, agar di kemudian hari apablia klien mengalami problem yang sama, maka klien akan lebih siap.
  • Peran terapis, membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifitas dalam melakukan hubungan personal dalam menangani kecemasan secara realistis.
3. Teknik-teknik terapi Psikoanalisis
  • Asosiasi bebas, suatu metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa lampau dan pelepasan emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatik di masa lampau yang dikenal dengan sebutan katarsis.
  • Interpretasi atau penafsiran, suatu prosedur dasar dalam menganalisis asosiasi-asosiasi bebas, mimpi-mimpi, resistensi-resistensi dan transferensi-transferensi.
  • Analisis Mimpi, sebuah prosedur yang penting untuk menyingkap bahan yang tak disadari dan memberikan kepada klien pemahaman atas beberapa area masalah yang tidak terselesaikan.
  • Analisis Resistensi, sesuatu yang melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien mengemukakan bahan yang tak disadari.
  • Analisis Transferensi, mengejawantahkan dirinya dalam proses terapeutik ketika urusan yang tak selesai di masa lampau klien dengan orang-orang yang berpengaru menyebabkan dia mendistorsi masa sekarang dan bereaksi terhadap analis sebagaimana dan bereaksi terhadap ibu atau ayahnya.
CONTOH KASUS

Contoh kasus dari asosiasi bebas:

Klien pernah mengalami trauma diperkosa oleh ayahnya sehingga sangat membenci ayahnya dan berusaha melupakannya. Terapis mencoba menggali informasi dengan membuat klien mengingatnya sehingga memancing emosi klien maka klien diberikan katarsis (pelampiasan) yaitu sebuah ruangan dimana klien dapat mengekspresikan kemarahannya seperti berteriak sekeras-sekerasnya didalam rungan katarsis atau meninju boneka.
















Sumber :

Maulany, R.F. (1994). Buku saku psikiatri. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Gunarsa, S.D. (2007). Konseling dan psikoterapi. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia
Semiun, Y. (2006). Kesehatan mental 3. Yogyakarta: Kanisius



About this blog

About

Followers

About Me

Foto saya
Music speaks when words can't